Network
/photo/2023/10/15/1025032207.jpg)
Jakarta, PRMN - Ahli gizi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Kencana Fitri Hudayani SST, M.Gz memberikan pandangan terkait konsumsi teh dan kopi selama bulan Ramadan. Menurutnya, bahwa meskipun boleh mengonsumsi teh atau kopi, terdapat aturan frekuensi agar tidak mengganggu ibadah puasa.
"Dalam konsumsi teh dan kopi, penting untuk memperhatikan takarannya. Misalnya, hanya satu gelas teh dan satu cangkir kopi per hari, selebihnya disarankan untuk minum air putih," ujar Fitri seperti dikutip Pikiran Rakyat Tangerang Kota dari Antara pada Sabtu, 15 Maret 2024.
Fitri menekankan bahwa konsumsi teh dan kopi telah menjadi kebiasaan umum masyarakat Indonesia. Teh sering kali menjadi minuman pilihan untuk membatalkan puasa.
Teh, lanjut Fitri, dianggap lebih ramah terhadap lambung dibandingkan kopi. Ini menjadi alternatif bagi penderita asam lambung yang sensitif, berbeda dengan kopi yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi mereka dengan lambung yang sensitif, sehingga disarankan untuk dikonsumsi setelah makan.
"Teh lebih aman untuk penderita asam lambung daripada kopi, yang memiliki tingkat keasaman yang bisa mengganggu bagi orang dengan lambung sensitif," tambahnya.
Baca Juga: Manis Legit dan Aroma Wangi, Rahasia Gula Aren dalam Kopi
Fitri juga menegaskan bahwa pecinta teh atau kopi tidak perlu khawatir, meskipun kedua minuman ini bersifat diuretik atau merangsang buang air kecil, karena tidak menyebabkan rasa haus yang berlebihan.
Pembatasan konsumsi teh dan kopi juga dimaksudkan untuk menghindari konsumsi gula berlebihan, karena seringkali kedua minuman ini ditambahkan gula atau susu, baik full cream maupun rendah lemak.
Fitri juga mengingatkan pentingnya menjaga asupan gula dan garam serta rutin mengonsumsi makanan berserat untuk menjaga kesehatan selama menjalankan ibadah puasa.
