Kasus STIP Jakarta Mengungkap Realitas Masih Ada Kekerasan di Sekolah Kedinasan

- 7 Mei 2024, 16:00 WIB
Taruna STIP Jakarta tewas dipukul senior, polisi tetapkan satu tersangka
Taruna STIP Jakarta tewas dipukul senior, polisi tetapkan satu tersangka /Pikiran Rakyat Tangerang Kota/ANTARA

PR TANGERANG KOTA - Kultur kekerasan yang merajalela di lingkungan sekolah kedinasan, khususnya di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, menjadi sorotan tajam. Tindak kekerasan yang kerap dilakukan senior terhadap junior di sana telah menjadi buah bibir yang tidak lagi mengejutkan.

Psikolog dari Universitas Soegijapranata, Endang Widyorini, mengungkapkan bahwa budaya kekerasan tersebut sudah terdengar luas dan pihak pengasuh di sekolah ini sudah mengetahuinya dengan pasti. "Sebetulnya ini (budaya kekerasan, red) kan banyak yang tahu, saya juga pernah melakukan penelitian. Memang ada pembiaran seperti itu, pengasuhnya pun tahu," katanya, Minggu 5 Mei 2024.

Endang juga menyatakan bahwa tidak mengherankan jika kasus kekerasan seperti senioritas yang melibatkan junior masih sering terjadi. Namun, seharusnya budaya senioritas yang otoriter dan keras seperti ini seharusnya sudah ditinggalkan di masa lalu. Menurut Endang Widyorini, tujuan dari senioritas seharusnya adalah untuk membina dan mendisiplinkan junior-junior mereka, dengan tidak membenarkan tindakan kekerasan fisik yang berujung pada penderitaan bahkan kematian.

Dia menegaskan bahwa pemerintah perlu turun tangan dalam mengatasi persoalan ini dengan mengubah visi misi, kurikulum, dan atmosfer akademik secara menyeluruh. Pendisiplinan di sekolah tidak seharusnya menggunakan kekerasan, pemukulan, atau kata-kata kasar, karena hal tersebut tidak lagi relevan di zaman sekarang. "Jadi, ini budaya kekerasan senioritas di kampus, yang seharusnya tidak terjadi. Sebetulnya itu sudah rahasia umum," ucapnya.

Baca Juga: Tragedi di STIP Jakarta: Taruna Tewas Dipukul Senior, Polisi Tetapkan Tersangka

Taruna Sekolah Kedinasan STIP Jakarta Dianiaya Senior di Kamar Mandi Kampus

Kasus tragis yang menimpa seorang mahasiswa sekolah kedinasan STIP Jakarta yang meninggal dunia akibat dianiaya oleh senior menyoroti kekerasan yang masih menghantui dunia pendidikan. Polisi telah mengonfirmasi bahwa kejadian penganiayaan ini terjadi pada Jumat, 3 Mei 2024, dan pelaku sudah diamankan untuk penyelidikan lebih lanjut.

Menurut Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan, dugaan kekerasan ini terjadi di lingkungan kampus sekolah kedinasan itu, di salah satu kamar mandi. CCTV juga telah diperiksa untuk mengungkap kronologi kejadian secara detail. Saat ini, polisi tengah mendalami penyebab kematian korban dengan memintai keterangan dari 10 orang rekan dan senior korban.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Perhubungan (BPSDMP) Kementerian Perhubungan turut mengusut kasus ini dengan mencopot status taruna pelaku untuk memfasilitasi proses hukum yang berjalan dengan lancar. Langkah-langkah internal juga diambil untuk mengevaluasi sekolah kedinasan STIP Jakarta dan mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.

"BPSDMP meminta STIP Jakarta untuk mengambil langkah-langkah percepatan untuk mengusut kejadian ini dan menyerahkan penanganan kasus ini kepada pihak Polres Jakarta Utara untuk diproses sesuai hukum yang berlaku," tutur Kabag Umum Sekretariat BPSDMP Kemenhub Ariandy Samsul.***

Halaman:

Editor: Baha Sugara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah