Gempa di Taiwan Mw 7,4 Berdampak Tsunami? Begini Analisis BMKG

- 3 April 2024, 19:53 WIB
Gempa Bumi Taiwan Dikatakan Sebagai yang Paling Kuat Dalam 25 Tahun Terakhir, Memakan 7 Orang Korban
Gempa Bumi Taiwan Dikatakan Sebagai yang Paling Kuat Dalam 25 Tahun Terakhir, Memakan 7 Orang Korban //Reuters/HO Badan Pemadam Kebakaran Nasional Taiwan

Tangerang, PRMN - Gempa bumi dengan kekuatan Mw 7,4 mengguncang Taiwan bagian timur pada Rabu pagi, 3 April 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengonfirmasi bahwa gempa tersebut hanya menghasilkan tsunami kecil di sekitar perairan Taiwan. Gempa yang mengguncang Taiwan bagian timur ini tidak berdampak tsunami ke wilayah Indonesia.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyatakan hal ini berdasarkan analisis terkini setelah menerima informasi mengenai gempa di Taiwan. Menurut Daryono, gempa tersebut hanya menghasilkan tsunami kecil di sekitar perairan Taiwan, tanpa dampak signifikan ke wilayah Indonesia. Meskipun demikian, BMKG tetap mengimbau masyarakat Indonesia untuk tetap tenang dan waspada terhadap informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

BMKG melaporkan bahwa gempa Taiwan awalnya memiliki kekuatan Mw 7,3 sebelum diperbaharui menjadi Mw 7,4. Episenter gempa terletak di laut dengan koordinat 23,80 derajat Lintang Utara dan 121,67 derajat Bujur Timur, serta kedalaman 11 kilometer. Gempa ini diklasifikasikan sebagai gempa dangkal yang diduga dipicu oleh aktivitas subduksi lempeng di Palung Ryukyu dengan mekanisme sesar naik.

Dampak dari gempa Taiwan ini dilaporkan menyebabkan kerusakan sedang hingga berat, terutama di daerah sekitar episenter dengan intensitas VII-VIII MMI. Menurut informasi dari PTWC, gempa ini memang mengakibatkan tsunami lokal di wilayah Taiwan. Data dari Tide Gauge Chengong di Taiwan mencatat ketinggian tsunami mencapai 45 sentimeter, sementara di Longdong (Taiwan) sekitar 21 sentimeter, dan di Ishigakijima (Jepang) sekitar 12 sentimeter.

Para Ahli Ungkap Asal-Usul Sesar Longitudinal Valley di Taiwan

Dalam sebuah jurnal berjudul 'Geomorphology of the Southernmost Longitudinal Valley Fault: Implications for Evolution of the Active Suture of Eastern Taiwan', para ahli mengungkapkan asal-usul Sesar Longitudinal Valley. Jurnal ini ditulis oleh J. Bruce H. Shyu dari California Institute of Technology, Pasadena, AS, dan rekan-rekannya. Mereka menjelaskan bahwa Pulau Taiwan terbentuk akibat benturan antara lempeng Eurasia dan Eurasia Lempeng Laut Filipina.

Tabrakan antarlempeng ini melibatkan tiga blok litosfer yang dipisahkan oleh dua 'jahitan' (suture) di Pulau Taiwan. Sesar Longitudinal Valley di sebelah timur Taiwan adalah lapisan aktif yang memisahkan lengkungan gunung berapi Luzon dan bagian benua yang mencakup Pegunungan Tengah, menjadi tulang punggung pegunungan Taiwan.

Menurut para penulis jurnal, lembah ini sangat aktif secara seismik dan mengandung banyak struktur aktif, termasuk sesar Longitudinal Valley yang merupakan salah satu struktur paling aktif di dunia.

Patahan ini kemudian memisahkan Pulau Taiwan menjadi dua domain atau bagian neotektonik terpisah, yaitu Domain Hualien dan Domain Taitung. Domain Hualien mencakup bagian utara sepertiga dari sesar Longitudinal Valley yang dominan bersifat sinistral, sedangkan Domain Taitung berada di selatan dengan sesar yang miring di tingkat yang lebih tinggi.

Sesar atau patahan merupakan bidang rekahan yang disertai oleh pergeseran relatif satu blok terhadap blok batuan lainnya. Jarak pergeseran ini dapat bervariasi mulai dari beberapa millimeter hingga puluhan kilometer, sedangkan bidang sesarnya dapat berukuran beberapa cm hingga puluhan km.

Halaman:

Editor: Baha Sugara

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah